Sunday, June 20, 2010

Jenis - Jenis Modal

a. Modal Asing/Hutang Jangka Panjang (Long-Term Debt)

Modal asing/hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka waktunya adalah panjang, umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Utang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Jenis atau bentuk-bentuk utama dari utang jangka panjang ini antara lain:

1) Hutang Hipotik (Mortgage)

Hutang hipotik adalah bentuk hutang jangka panjang yang dijamin dengan aktiva tidak bergerak (tanah dan bangunan) kecuali kapal dengan bunga, jangka waktu dan cara pembayaran tertentu.

2) Obligasi

Obligasi adalah sertifikat yang menunjukan pengakuan bahwa perusahaan meminjam uang dan menyetujui untuk membayarnya kembali dalam jangka waktu tertentu. Pelunasan atau pembayaran kembali pinjaman obligasi dapat diambil dari penyusutan aktiva tetap yang dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut dan dari keuntungan. Jenis-jenis obligasi antara lain adalah (Riyanto:2008):

a). Obligasi biasa (Bonds)

Obligasi biasa adalah obligasi yang bunganya tetap dibayar oleh debitur dalam waktu-waktu tertentu, dengan tidak memandang apakah debitur memperoleh keuntungan atau tidak. Biasanya kupon (bunga obligasi) dibayar dua kali setiap tahunnya.

b). Obligasi pendapatan (income bonds)

Income bonds adalah jenis obligasi dimana pembayaran bunga hanya

dilakukan pada waktu debitur atau perusahaan yang mengeluarkan surat obligasi tersebut mendapat keuntungan. Tetapi di sini kreditur memiliki hak kumulatif, artinya apabila pada suatu tahun perusahaan menderita kerugian sehingga tidak dibayarkan bunga, dan apabila ditahun kemudiannya perusahaan mendapat keuntungan, maka kreditur berhak untuk menuntut bunga dari tahun yang tidak dibayar itu.

c). Obligasi yang dapat ditukarkan (convertible bonds)

Convertible bonds adalah obligasi yang memberikan kesempatan kepada pemegang surat obligasi tersebut untuk menukarkannya dengan saham dari perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, maka jenis obligasi ini memungkinkan pemegangnya untuk mengubah statusnya, yaitu dari kreditur menjadi pemilik.

Modal asing/hutang jangka panjang di lain pihak, merupakan sumber dana bagi perusahaan yang harus dibayar kembali dalam jangka waktu tertentu. Semakin lama jangka waktu dan semakin ringannya syarat–syarat pembayaran kembali hutang tersebut akan mempermudah dan memperluas bagi perusahaan untuk memberdayagunakan sumber dana yang berasal dari modal asing/hutang jangka panjang tersebut. Meskipun demikian, hutang tetap harus dibayar kembali pada waktu yang sudah ditetapkan tanpa memperhatikan kondisi finansial perusahaan pada saat itu dan harus sudah disertai dengan bunga yang sudah diperhitungakan sebelumnya. Dengan demikian, seandainya perusahaan tidak mampu membayar kembali hutang dan bunganya, maka kreditur dapat memaksa perusahaan dengan menjual asset yang dijadikan jaminannya. Oleh karena itu, kegagalan untuk membayar kembali hutang atau bunganya akan mengakibatkan para pemilik perusahaan kehilangan kontrol terhadap perusahaannya seperti halnya terhadap sebagian atau keseluruhan modalnya yang ditanamkan dalam perusahaan. Begitu pula sebaliknya, para krediturpun dapat kehilangan kontrol terhadap sebagian atau seluruhnya dana/pinjaman dan bunganya. Karena segala macam bentuk yang ditanamkan di dalam perusahaan selalu dihadapkan pada risiko kerugian.

Struktur modal pada dasarnya merupakan suatu pembiayaan permanen yang terdiri dari modal sendiri dan modal asing, dimana modal sendiri terdiri dari berbagai jenis saham dan laba ditahan. Penggunaan modal asing akan menimbulkan beban yang tetap dan besarnya penggunaan modal asing ini menentukan besarnya leverage keuangan yang digunakan perusahaan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin besar proporsi modal asing/hutang jangka panjang dalam struktur modal perusahaan, akan semakin besar pula risiko kemungkinan terjadinya ketidakmampuan untuk membayar kembali hutang jangka panjang beserta bunganya pada tanggal jatuh temponya. Bagi kreditur hal ini berarti bahwa kemungkinan turut serta dana yang mereka tanamkan di dalam perusahaan untuk dipertaruhkan pada kerugian juga semakin besar.

b. Modal Sendiri (Shareholder Equity)

Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya(Riyanto:2001). Modal sendiri berasal dari sumber intern maupun sumber extern. Sumber intern di dapat dari keuntungan yang dihasilkan peerusahaan, sedangkan sumber extern berasal dari modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Modal sendiri juga dapat didefinisikan sebagai dana yang “dipinjam” dalam jangka waktu tak terbatas dari para pemegang saham. Komponen modal sendiri terdiri dari :

1) Modal Saham

Sumber modal sendiri dapat berasal dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan. Sumber dari dalam (internal financing) berasal dari hasil operasi perusahaan yang berbentuk laba ditahan dan penyusutan. Sedangkan sumber dari luar (external financing) dapat dalam bentuk saham biasa atau saham preferen (Husnan:2000).Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu Perseroan Terbatas (P.T), dimana modal saham terdiri dari :

a) Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang ditanamkan oleh investor, dimana pemilik saham ini, dengan memiliki saham ini berarti ia membeli prospek dan siap menanggung segala risiko sebesar dana yang ditanamkan.

b) Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen bentuk komponen modal jangka panjang yang merupakan kombinasi antara modal sendiri dengan hutang jangka panjang.

c) Saham Preferen Kumulatif (Cummulative Prefered Stock)

Jenis saham ini pada dasarnya adalah sama dengan saham preferen. Perbedaannya hanya terletak pada adanya hak kumulatif pada saham preferen kumulatif. Dengan demikian pemegang saham kumulatif apabila tidak menerima deviden selama beberapa waktu karena besarnya laba tidak mengizinkan atau karena adanya kerugian, pemegang saham jenis ini di kemudian hari apabila perusahaan mendapatkan keuntungan berhak untuk menuntut dividen-dividen yang tidak dibayarkan diwaktu-waktu yang lampau.

2). Cadangan

Menurut Riyanto (2008) cadangan dimaksudkan sebagai cadangan yang dibentuk dari keuntungan yang dibentuk oleh perusahaan selama beberapa waktu yang lampau atau dari tahun yang berjalan (reserve that are surplus). Tidak semua cadangan termasuk dalam pengertian modal sendiri. Cadangan yang termasuk dalam modal sendiri antara lain:

a). Cadangan Ekspansi

b). Cadangan modal kerja

c). Cadangan selisih kurs

d). Cadangan untuk menampung hal-hal atau kejadian-kejadian yang tidak diduga sebelumnya.

3) Laba Ditahan

Laba ditahan adalah sisa laba dari keuntungan yang tidak dibayarkan sebagai deviden. Komponen modal sendiri ini merupakan modal dalam perusahaan yang dipertaruhkan untuk segala risiko, baik risiko usaha maupun risiko kerugian–kerugian lainnya. Modal sendiri ini tidak memerlukan adanya jaminan atau keharusan untuk pembayaran kembali dalam setiap keadaan maupun tidak adanya kepastian tentang jangka waktu pembayaran kembali modal yang disetor. Oleh karena itu, tiap–tiap perusahaan harus mempunyai sejumlah minimum modal yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

Thursday, June 3, 2010

Jogja kota kenangan 2




FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Struktur Modal antara lain :

3.1. Struktur Aktiva (Tangibility)

Kebanyakan perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap , akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanent yaitu modal sendiri, sedangkan hutang bersifat pelengkap. Perusahaan yang semakin besar aktivanya terdiri dari aktiva lancar akan cenderung mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana dengan utang. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal suatu perusahaan

3.2. Growth Opportunity

Yaitu kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan. Teori Agency menggambarkan hubungan yang negative antara Growth Opprtunity dan leverage. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung akan melewatkan kesempatan dalam berinvestasi pada kesempatan investasi yang menguntungkan.

3.3. Ukuran Perusahaan (Firm Size)

Perusahaan besar cenderung akan melakukan diversifikasi usaha lebih banyak dari pada perusahaan kecil. Oleh karena itu kemungkinan kegagalan dalam menjalankan usaha atau kebangkrutan akan lebih kecil. Ukuran perusahaan sering dijadikan indicator bagi kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi suatu perusahaan, dimana perusahaan dalam ukuran lebih besar dipandang lebih mampu menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya.

3.4. Profitabiltas

Teori Pecking Order mengatakan bahwa perusahaan lebih menyukai internal funding. Perusahaan dengan frofitalitas yang tinggi tentu memiliki dana internal yang lebih banyak dari pada perusahaan dengan profitalitas rendah.

Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi investasi menggunakan utang yang relative kecil (Bringham & Houston, 2001).

Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Hal ini menunjukkan bahwa profitalitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.

Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh berarti semakin rendah utang.


3.5. Risiko Bisnis

Risiko Bisnis akan mempersulit perusahaan dalam melaksanakan pendanaan eksternal, sehingga secara teori akan berpengaruh negative terhadap leverage perusahaan.

Struktur modal

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR MODAL

DAN NILAI PERUSAHAAN

Struktur modal adalah perbandingan hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2001). Keputusan struktur modal berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam maupun yang dari luar, sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal berasal dari laba ditahan dan depresiasi. Dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah dan yang berasal dari para kreditur dan pemilik perusahaan. Pemebuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur merupakan utang bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari pemilik merupakan modal sendiri.

Penambahan utang akan mempebesar resiko perusahaan, tetapi sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Resiko yang makin tinggi akibat membesarnya hutang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut.

Debt to equity ratio dipergunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi DER menunjukan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat. Tingginya DER selanjutnya akan mempengaruhi minat investor terhadap saham perusahaan tertentu, karena investor pasti lebih tertarik pada saham yang tidak menanggung terlalu banyak beban hutang.

Untuk menganalisis hubungan antara Debt to Equity Ratio dan harga saham perusahaan, dapat digunakan Pecking–Order Theory. teori ini menyatakan bahwa ketika perusahaan membutuhkan modal yang lebih untuk investasi, pilihan pertama adalah pendanaan internal (internal financing) , yaitu menggunakan laba ditahan. Jika pendanaan internal tidak mencukupi maka perusahaan dapat menggunakan pendanaan eksternal. Pendanaan eksternal dapat dilakukan dengan hutang (menerbitkan obligasi) dan menerbitkan saham (saham preferen dan saham biasa).


Monday, May 3, 2010

Jakarta Sekarang ini Panas Banget ya

Ngerasa ga sih kalian semua klo akhir - akhir ini ngerasa panas banget. Mungkin bukan cuma di Jakarta kali ya. Di semua kota juga ngerasa pokoknya masih di Indonesia deh.
banyak ahli yang bilang klo panas yang dirasain sekarang karena pengaruh iklim yang mau berpindah ke musim kemarau. Panas di jakarta juga katanya masih wajar - wajar aja.

"Ini bulan April, bulan transisi dari musim dingin/hujan ke musim kemarau. Jadi biasanya suhu begitu terasa di badan/tubuh," kata Kepala Sub Bidang Informasi Meteorologi BMKG Hari Tirto kepada detikcom, Selasa (27/4/2010).

Menurut Hari, suhu panas yang terasa di tubuh karena kita selama beberapa bulan ini kita mengalami musim hujan. Maka, ketika musim kemarau tiba, kenaikan suhu sangat terasa.

"Kalau diukur sekitar Jabodetabek kisaran 33 sampai dengan 35 derajat tinggi suhunya. Jadi tidak benar ada kenaikan suhu signifikan," jelas Hari.

Hari menjelaskan, fenomena pergantian musim memang selalu ditandai dari perubahan suhu yang terasa di tubuh. Transisi dari musim dingin/hujan ke musim panas menyebabkan tubuh melakukan adaptasi terhadap perubahan suhu.

"Di wilayah Jabodetabek utara saat ini sudah masuk awal musim kemarau. Kalau di bagian selatan masih nanti bulan Mei. Kecuali Bogor, karena Bogor tidak masuk daerah prakiraan musim. Bogor itu karakteristik perbedeaan musim kemarau dan hujan tidak jelas," imbuhnya.

Itu adalah kutipan dari detiknews.com.
hmmm moga - moga aja udah ga panas lagi ya. bisa jadi karena Global Warming dan Polusi yg disebakan oleh Kendaraan bermotor.
SO, jagalah Bumi kita dengan sebaik - baiknya......

Pagi yang Indah

Pagi - pagi gini udah denger suara burung, suara kucing, suara ayam. Indah banget deh.. semoga aja 1juta tahun nanti masih terdengar suara indah ini.
tapi sepertinya apa mungkin?
Polusi dimana- mana, apa lagi ditengah kota kayanya susah bgd deh nemu ayam kecuali ayam yg udah jadi masaka. hehehehe
Buat yg hifup di tengah - tengah kotamungkin susah kali ya mau liat dan ngerasain suasanya kaya di rumahku.
Maklumlah rumah ku di pinggir kota jakarta jadi puji syukur bgd masih merasakan indahnya jakartaPepohonan, suaru kicau burung adem bgd deh rasanya...

Thursday, April 1, 2010

Jogja Kota Kenangan

Ini liburan kali pertama gw ke Yogyakarta (singkat aja "Jogja"). Gw ke Kota dengan sejuta pesona budaya itu bareng temen - temen kelas gw dari kampus. Awalnya sih gw ragu gitu buat ikut ke jogja karena duit tidak mengijinkan alias lagi bokek... hahahahhaa

Setelah susah payah ngumpulin duit jadilah gw pergi ke Jogja bareng mereka. Gw berangkat tanggal 1 Februari malem hari sekitar jam 21.30 WIB rasa seneng, deg-degan, sedih bercampur jadi satu. sebelum jalan gw berdoa dulu supaya gw dan tmn2 gw selamat sampai tujuan yaitu Rumah Mbahnya Resha... Mis u dah gw sama Mbahnya Resha....heheehhe
berasa baget deh perjalanan ke Jogja sekitar 10jam di dalam kereta pantat pegel dan berbaur dengan para pedagang karena gw naek kereta Ekonomi.., kebayangkan kaya gimana (y udah bayangin dah tuh) tp apa yg gw bayangkan tidak terjadi ternyata ga sesek seperti yg dibayangkan mungkin karena bukan Lebaran kali yaks...

Malam semakin larut gw dan temen - temen gw yaitu marie, dorlan,dwina,ade,irhaf,andri,resha,dwi,agung,yanti,uun,evy,ridho,chian tidur dalam kereta ditengah hiruk pikuknya para pedagang yang menjajakan jualan mereka. Mungkin karena malam hari kali ya jadi yg dijual makanan semua ada nasi rames, nasi ayam dll ada jg minuman kaya kopi, A*U*A... (ga blh nyebut merk soalnya gw ga dibayar..hahahaha)
Akhirnya pagi pun tiba antara sadar atau tidak karena msh pada ngantuk semua mungkin tidurnya ga pada nyenyak kali ya...
tp tetep aja eksis foto - foto....
















sempet juga turun dari kereta karena berenti di stasiun wates lama banget. sempet buat narsis - narsisan segala



Monday, March 22, 2010

Manajemen Strategic dan Analisis SWOT PT. Indofood Skuses Makmur, Tbk

Kelompok 1 :

1. Ade Jahroh (20206006)

2. Dwina Septiningtyas (20206281)

3. Fitri Tridiyanti (20206377)

4. Gemilang Tri Meidhasari (20206395)

5. Hesti Kusuma Wardani (20206443)

6. Karlina (20206517)

PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR,Tbk

PROFIL PERUSAHAAN

SEJARAH

1990 • Incorporated seperti PT Panganjaya Intikusuma.

1994 • Berubah nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur Tbk

• Initial Public Offering dari 763 juta lembar saham di Rp1, 000 nilai nominal per saham, listing di Bursa Efek Indonesia.

1995 • Didapatkan penggilingan tepung Bogasari

1996 • Melakukan sebuah stock split 1:2.

1997 • Acquired 80% ekuitas saham di perkebunan, agribisnis dan perusahaan

distribusi
• Dilakukan sebuah rights issue 1:5 dengan tambahan saham total 305.2 juta

saham

2000 • Melakukan sebuah stock split 1:5
• Dikeluarkan Rp1 triliun Obligasi Seri I

2001 • Memperoleh persetujuan pada pembelian kembali saham skema dan

peluncuran sebuah Rencana Kepemilikan Saham Karyawan (ESOP).

2002 • Diimplementasikan tahap pertama ESOP, melibatkan 228.9 juta saham
• Bought kembali 915.6 juta saham
• Dikeluarkan US $ 280 juta Eurobonds

2003 • Diimplementasikan tahap kedua ESOP, melibatkan 58.4 juta saham
• Dikeluarkan Rp 1,5 triliun Obligasi Seri II

2004 • Menerapkan ESOP tahap III, melibatkan 919.5 ribu saham
• Dikeluarkan Rp1 triliun Obligasi Seri III
• Acquired 80% memegang di sebuah perusahaan karton bergelombang

2005 • Perkembangan perusahaan patungan dengan NestlĂ©
• Didapatkan perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat
• Didapatkan Obligasi Konversi yang dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran,

setara dengan 90,9% dari ekuitas

2006 • Early Eurobonds penebusan dari US $ 143.7 million
• Didapatkan 55,0% saham di perusahaan pelayaran Pacsari Pte.
Ltd
• Didapatkan tambahan perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat.

2007 • Terdaftar di Agribisnis Group di Bursa Efek Singapura dan ditempatkan

saham baru.

• Issued Obligasi Rp2 triliun Seri IV
• Acquired 60% saham di perusahaan perkebunan dari Rascal Holding Limited
• Berpartisipasi dalam penerbitan izin baru PT Mitra Inti Sejati Perkebunan

saham dan memegang 70% kepemilikan

• Didapatkan ekuitas 64,41% saham di PT PP London Sumatra Indonesia Tbk

2008 Berpartisipasi dalam penerbitan baru PT Laju Perdana Indah saham dan

memegang 60% kepemilikan
• 251.837.500 saham diterbitkan kembali saham treasury dan membatalkan

sisa saham dari 663.762.500 saham perbendaharaan

• Acquired 100% saham Drayton Pte. Ltd yang secara efektif memiliki

68,57% saham di PT Indolakto, perusahaan susu terkemuka

• Acquired 100% saham perusahaan perkebunan dengan fasilitas Bulking

VISI DAN MISI

v Visi

Menjadi Total Food Solutions Company

v Misi

· Untuk terus meningkatkan karyawan kami, proses kami dan teknologi kami.

· Untuk menghasilkan kualitas tinggi, inovatif, dan terjangkau produk yang disukai oleh pelanggan.

· Untuk memastikan ketersediaan produk-produk kami kepada pelanggan domestik dan internasional.

· Untuk memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia dengan penekanan pada gizi.

· Untuk terus meningkatkan stakeholders 'value

STRATEGY MANAJEMEN

DISTRIBUSI

Indofood's Distribusi Group memiliki jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia, menembus ke hampir setiap sudut nusantara. Selain produk-produk Indofood sendiri, indoffood juga mendistribusikan produk-produk ke pihak ketiga. Jumlah poin saham telah diperluas secara agresif sejak tahun 2005, memberikan penetrasi yang lebih luas dan lebih dalam efisien melalui rantai pasokan dan pengiriman. Stock poin berlokasi di daerah-daerah dengan kepadatan tinggi gerai ritel, termasuk pasar tradisional, memungkinkan masing-masing titik saham untuk melayani wilayah geografis dekat ditetapkan dalam waktu sesingkat mungkin.

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

Indofood Corporate Social Responsibility (CSR) program andalan dari komitmen untuk membantu anggota masyarakat yang lebih luas dan untuk membuat kontribusi yang optimal kepada masyarakat.

Selama tahun 2007 Indofood secara keseluruhan program dikembangkan dan dilaksanakan berdasarkan lima pilar dasar jangka panjang kami CSR filosofi:

· Membangun Human Capital

· Mempertahankan Kohesi Sosial

· Memperkuat Nilai Ekonomi

· Mendorong Good Governance

· Melindungi Lingkungan

SUMBER DAYA MANUSIA

Dengan total tenaga kerja sekitar 62 ribu, Indofood percaya bahwa karyawan adalah salah satu kelompok paling penting dari stakeholder dan unsur penting dalam keberhasilan terus. Perseroan percaya bahwa setiap karyawan memiliki kapasitas untuk berprestasi dan memberikan kontribusi bagi keberhasilan tidak hanya perusahaan, tetapi bangsa itu sendiri.

Indofood akan terus berjuang sepanjang tahun untuk lebih lanjut membina hubungan baik di semua tingkat staf dan manajemen untuk saling menguntungkan. Program pelatihan juga akan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam rangka untuk membantu semua divisi dalam mempertahankan pangsa pasar dan keuntungan di pasar yang semakin kompetitif. Berbagai program pelatihan akan disajikan dalam setahun, sementara Program Pengembangan Manajerial akan diperluas ke dalam divisi-divisi lain dari perusahaan setelah peluncuran yang sukses di Memasak Minyak & Lemak dan Makanan Bumbu Divisi.

STRATEGI MANAJEMEN PADA ELEMEN MARKETING MIX (4P)

1). PRODUCT

Brand name yang digunakan adalah Indomie. Satu bungkus Indomie standard memiliki massa 85 gram, dan terdapat 2 sachet berisi 5 bumbu-bumbuan yang disertakan, yaitu kecap manis, saus sambal, minyak palm, bubuk perasa dan bawang goreng. Indomie juga tersedia dalam versi jumbo dengan massa 120 gram

Anonim, 2008). Indomie memiliki rasa yang sesuai dengan selera orang Indonesia. Indomie pun selalu berusaha memenuhi keinginan konsumen yang semakin banyak, terbukti dengan semakin bertambahnya variasi produk Indomie, mulai dari mie goreng, mie soup, mie regional (mie dengan variasi rasa sesuai dengan masakan tradisional daerah-daerah Indonesia), mie premium, serta mie jumbo.

2). PRICE

Indomie selain dapat dibeli perbungkus, dapat juga dibeli dengan paket 5 bungkus atau paket 1 kardus berisi 30 atau 40 indomie. Harga Indomie juga sangat murah dan terjangkau bagi semua kalangan masyarakat, di Indonesia, perbungkus indomie dihargai hanya sekitar Rp. 900,- ( Anonim, 2008).

3). PLACES

Group Distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi terluas di Indonesia, menembus sampai hampir ke setiap sudut kepualuan. Jumlah titik stok (gudang) semakin diperbanyak secara agresif sejak tahun 2005, sehingga mampu menyediakan penetrasi yang lebih luas melalui rantai suplai dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada area-area yang memiliki outlet retail yang banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat melayani masing-masing area geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin (www.indofood.com). Di Yogyakarta agen-agen Indofood juga bekerjasama dalam menyediakan Indomie dengan warung-warung seperti Burjo (warung yang menyediakan bubur kacang hijau dan mie instan/mie goreng sebagai menu utama)

4). PROMOTION

  • Tagline : Indomie Seleraku
  • Iklan : billboard, iklan TV, sponsor acara

· Event : Indomie menggelar ajang membuat lagu ”jingle” untuk pelajar SMA, acara tersebut berjudul Jingle Dare, yang berlangsung pada 24 April 2008.

  • Pembuatan Shop Sign (Spanduk Nama Burjo dengan tema Indomie untuk setiap Burjo di Yogyakarta)

Ditinjau dari aspek product life-cycle, Indomie saat ini berada pada posisi mature, sudah stabil, memiliki brand equity yang sangat kuat sehingga dapat bertahan sebagai Top of Mind merek mie instan. Pada tahap ini Indomie tidak boleh lengah, dalam artian Indomie masih tetap harus mengadakan promosi untuk me-remind customer bahwa Indomie masih exsist, dan selalu berinovasi untuk merejuvenasi produk maupun strategi promosinya. Indomie sempat direbut pangsa pasarnya oleh Mie Sedaap (muncul tahun 2003) sehingga pangsa pasar Indomie menurun, meskipun masih tetap menguasai sebagian besar pasar. Sejak saat itu, menyadari bahwa Mie Sedaap merupakan pesaing yang cukup kuat, Indomie mulai “bangkit dari tidur panjangnya”, Indomie mulai gencar beriklan lagi. Indomie menggunakan endorser artis terkenal seperti 3 Diva, Gita Gutawa, maupun non artis seperti remaja/pelajar. Indomie semakin mengukuhkan bahwa dia masih menjadi mie instan nomor satu di Indonesia. Indomie juga mengadakan acara ”Indomie Jingle Dare” untuk para pelajar SMA yang bertujuan untuk lebih memodernisasi Jingle-nya. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan brand awareness remaja/pelajar mengenai produk Indomie. Indomie melihat remaja/pelajar sebagai customer masa depan, jadi sejak sekarang Indomie mulai memberikan semacam ”edukasi” mengenai Indomie.

Tentang strategi menghadapi persaingan, Indofood akan menerapkan strategi Mastering The Present, Pre-empting the Future. Strategi ini antara lain fokus kepada organic growth, memanfaatkan competitive advantage melalui scale, scope, span, dan speed. Selain itu akan menjalankan program cost efficiency and cost cutting. Di samping itu tetap melanjutkan segmentasi para konsumennya dengan memperkenalkan produk-produk dengan higher price and higher margin.

STRATEGI KUNCI 3A

Keberhasilan Indomie terus bercokol di urutan teratas Top Brand adalah berkat konsistensi Indomie dalam menjalankan strategi kunci 3A:

a). Acceptability, yaitu rasa Indomie yang sudah bisa diterima di lidah konsumen (Product).

b). Avalaibility, produk Indomie mudah diperoleh dimana saja (Place)

c). Affordability, tercermin dari harga eceran Indomie yag terjangkau (Price)

ANALISIS SWOT

KEKUATAN

1. Keahlian dalam cita rasa Indonesia

2. Produksi rendah biaya

3. Jangkauan distribusi luas

4. Kecepatan dalam menjangkau konsumen

5. Brand yang sudah terkenal

KELEMAHAN

1. Terlalu banyak Brand yang dikeluarkan

2. Terlalu banyak inovasi rasa yang dibuat oleh Indofood

3. Permintaan pasar yang belum terpenuhi

PELUANG

1. Melakukan ekspansi ke luar negeri

2. Melakukan join dengan perusahaan yang memiliki produk yang sejenis

3. Melakukan diversifikasi terhadap produk lain

ANCAMAN

1. Ketatnya persaingan yang dilakukan pesaing dalam hal iklan maupun inovasi

2. Tidak fokus terhadap satu jenis produk

Audit Pemasaran

1.Definisi Audit Pemasaran

Audit pemasaran merupakan sejumlah cara titik mulai yang benar untuk proses perencanaan pemasaran strategist, karena melalui audit, strategist sampai pada suatu tolok ukur baik dari peluang dan ancaman lingkungan ataupun kemampuan pamasaran organisasi.


2.Bentuk Audit Pemasaran

Struktur audit pemasaran terdiri dari tiga langkah diagnosik utama yang rinci, yang mencakup penelaahan dari :
1.Lingkungan dan organisasi (peluang dan ancaman)
Yaitu untuk menetapkan berbagai dimensi dari lingkungan pemasaran, kemungkinan cara dimensi tersebut akan berubah dan dampak yang mungkin dari perubahan tersebut terhadap organisasi.
2.Sistem pemasarannya (kekuatan dan kelemahan)
Yaitu berhubungan dengan suatu penilaian sejauh mana sistem pemasaran organisasi mampu berhubungan dengan tuntutan lingkungan.
3.Aktivitas pemasaran
Yaitu suatu penelaahan komponen individual dari bauran pemasaran.

Good Corporate Governance

Pengertian Corporate Governance
Good corporate governance (GCG) menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. Corporate governance berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu negara. Penerapan GCG mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif. Oleh karena itu diterapkannya GCG oleh perusahaan perusahaan di Indonesia sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. Penerapan GCG juga diharapkan dapat menunjang upaya pemerintah dalam menegakkan good corporate governance pada umumnya di Indonesia. Saat ini Pemerintah sedang berupaya untuk menerapkan good corporate governance dalam birokrasinya dalam rangka menciptakan Pemerintah yang bersih dan berwibawa.
Corporate governance didefinisikan oleh Monks dan Minow (1995) adalah sebagai hubungan partisipan dalam menentukan arah dan kinerja. Corporate governance didefinisikan oleh IICG (Indonesian institute of Corporate Governance) sebagai proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain. Corporate governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja.(www.iicg.org)
Corporate governance (FCGI) didefinisikan sebagai seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. ( Joni Emirzon,2007:92)
Corporate Governance menurut Amin Widjaja Tunggal (2007:1) adalah hubungan antara stakeholders yang digunakan untuk menentukan arah dan pengendalian kinerja suatu perusahaan. Corporate governance yang efektif, yang menyelaraskan kepentingan manjer dengan pemegang saham, dapat menghasilakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan.
Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 mendefinisikan Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh suatu organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya derlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika. (Joni emirzon,2007:93)
Akhmad Syakhroza mendefinisikan GCG lebih gamblang, mudah, dan jelas. Dia mengatakan bahwa “Corporate Governanceadalah suatu sistem yang dipakai “Board” untuk mengarahkan dan mengendalikanserta mengawasi pengelolaan sumber daya organisasi secara efisien, efelktif, ekonomis, dan produktif”.
Amin Widjaja Tunggal dalam bukunya mengemukakan bahwa Forum For Corporate Governance in Indonesian (FCGI) telah mengembangkan suatu alat yang dapat digunakan sebagai penilaian mandiri (self assessment) apakah Corporate Governance pada suatu perusahaan sudah baik atau belum. FCGI menamakan alat tersebut GCG Self Assessment Questionarre atau ”FCGI Corporate Governance Self – Assssment Checklist”. Dalam kuisioner FCGI tersebut pembobotan dilakukan dalam lima bidang :
1.Hak – hak pemegang saham (20%). Dalam bidang ini penilaian didasarkan pada faktor apakah pemegang saham, khususnya pemegang saham minorotas diberikan hak – hak yang memadai dalam RUPS, tentang pelaksanaan RUPS- nya sendiri, pemberitahuan tentang pelaksanaan RUPS, dorongan kepada pemegang saham untuk meggunakan hak suaranya, mengajukan pertanyaan dalam RUPS dan sebagainya.
2.Kebijakan corporate governance (15%). Dalam bidang ini penilaian didasarkan pada faktor apakah perusahaan telah memiliki Pedoman Corporate Governance secara tertulis yang secara jelas menjabarkan hak – hak pemegang saham, tugas dan tanggungjawab Direksi dan Komisaris dan sebagainya termasuk kebijakan perusahaan untuk menyediakan akses bagi masyarakat untuk mengetahui kebijakan perusahaan.
3.Praktik – praktik corporate governance (30%). Dalam bidang ini penilaian didasarkan pada faktor apakah Direksi dan Komisaris secara berkala mengadakan pertemuan, adanya rencana startegis dan rencana usaha yang memberikan arahan bagi Direksi dan Komisaris dalam menjalankan tugas dan fungsinya, serta yang paling penting apakah Direksi dan Komisaris telah bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest).
4.Pengungkapan (20%). Dalam bidang ini penilaian didasarkan pada apakah perusahaan memberikan penjelasan mengenai risiko usaha, mengungkapkan remunerasi / kompensasi Direksi dan Komisaris secara memadai, mengungkapkan transaksi dengan pihak – pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan sebagainya.
5.Fungsi audit (15%). Dalam bidang ini penilaian didasarkan pada faktor apakah perusahaan telah memiliki audit internal yang efektif, memiliki komite audit yang efektif dan menciptakan komunikasi yang efektif antara audit internal, audit eksternal dan komite audit dan sebagainya.